Laporan Hasil Observasi Kethoprak
Oleh : Dina Rochmawati
Observasi menonton
kethoprak di pati pada tanggal 4 Desember 2015 kemarin saya mendapatkan
informasi dan pengalaman. Mendapatkan informasi dari sutradara kethoprak Siswo
Budoyo. Hasil
wawancara dengan sutradara kethoprak siswo budoyo yaitu bapak Darno dengan
lakon Kumandaka adu jago, pak Darno menjadi peran Ki Hajar Wiranrok, dan lakon
itu satu cerita ada beberapa seri. Pak Darno lahir di Pati wonoreja tlogowungu
21 desember 1959, pak Darno berlatih kethoprak sjak tahun 1976 tahun 1982 jadi
sutradara menetap menjadi sutradara di siswo budoyo suda 24 tahun sampai
sekarang. Kethoprak sudah menjadi pekerjaan tetap pak Darno dan tidak mempunyai
pekerjaan lain. Menjadi pemain kethoprak di siswo budoyo secara spontanitas
tanpa ada latihan hari sebelumnya mendapat peran pun spontan. Ada beberapa
kendala saat pagelaran ketoprak cuaca, dan sound sistem.
Hasil
observasi saya melihat antusias penonton yang banyak mau menyaksikan
kethoprak dari anak-anak, orang Dewasa,
dan Orang Tua beda sekali dengan di daerah saya jika ada kethoprak jarang
sekali yang mau menonton. Melihat pemain yang sudah profesional yang berusaha
membuat penonton suka. Kerja keras bapak sutradara yang menjadi ketua atau pemimpin
saat di lapangan yang berusaha menampilkan yang terbaik.
Sinopsis
Cerita
Di Jawa Barat pada jaman
dahulu kala ada sebuah Kerajaan Hindu yang besar dan cukup kuat, yaitu berpusat
di kota Bogor. Kerajaan itu adalah Kerajaan “Pajajaran”, pada saat itu raja
yang memerintah yaitu Prabu Siliwangi. Beliau sudah lanjut usia dan bermaksud
mengangkat Putra Mahkotanya sebagai penggandtinya.
Prabu Siliwangi mempunyai
tiga orang putra dan satu orang putri dari dua Permaisuri, dari permaisuri yang
pertama mempunyai dua orang putra, yaitu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar.Namun
sewaktu Banyak Cotro dan Banyak Ngampar masih kecil ibunya telah meninggal.Maka
Prabu Siliwangi akhirnya kawin lagi dengan permaisuri yang kedua, yaitu
Kumudaningsih. Pada waktu Dewi Kumuudangingsih diambil menjadi Permaisuri oleh
Prabu Siliwangi, ia mengadakan perjanjian, bahwa jika kelak ia mempunyai putra
laki-laki, maka putranyalah yang harus meggantikan menjadi raja di Pajajaran. Dari
perkawinannya dengan Dewi Kumudaningsih, Prabu Silliwangi mempunyai seorang
putra dan seorang putri, yaitu: Banyak Blabur dan Dewi Pamungkas.
Pada suatu hari Prabu
Siliwangi memanggil Putra Mahkotanya, Banyak Cotro dan Banyak Blabur untuk
menghadap, maksudnya ialah Prabu Siliwangi akan mengangkat putranya untuk
menggantikan menjadi raja di Pajajaran karena beliau sudah lajut usia. Namun
dari kedua Putra Mahkotanya belum ada yang mau diangkat menjadi raja di
Pajajaran. Sebagai putra sulungnya Banyak Cokro mengajukan beberapa alasan,
antara lain alasannya adalah:
·
Untuk memerintahkan Kerajaan dia belum
siap, karena belum cukup ilmu.
·
Untuk memerintahkan Kerajaan seorang raja
harus ada Permaisuri yang mendampinginya, sedangkan Banyak Cotro belum kawin.
Banyak Cotro mengatakan
bahwa dia baru kawin kalau sudah bertemu dengan seorang putri yang parasnya
mirip dengan ibunya.Oleh sebab itu Banyak Cotro meminta ijin pergi dari
Kerajaan Pajajaran untuk mencari putri yang menjadi idamannya. Kepergian Banyak
Cotro dari Kerajaan Pajajaran melalui gunung Tangkuban Perahu, untuk menghadap
seorang pendeta yang bertempat di sana. Pendeta itu ialah Ki Ajar Winarong,
seorang Pendeta sakti dan tahu untuk mempersunting putri yang di
idam-idamkannya dapat tercapai. Namun ada beberapa syarat
yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh Banyak Cotro, yaitu harus melepas dan
menaggalkan semua pakaian kebesaran dari kerajaan dengan hanya memakai pakaian
rakyat biasa. Dan ia harus menyamar dengan nama samaran “Raden Kamandaka”
Setelah Raden Kamandaka
berjalan berhari-hari dari Tangkuban Perahu ke arah Timur, maka sampailah Raden
Kamandaka kewilayah Kadipaten Pasir Luhur. Secara kebetulan Raden Kamandaka
sampai Pasir Luhur, betemu dengan Patih Kadipaten Pasir Luhur yaitu Patih
Reksonoto. Karena Patih Reksonoto sudah tua tidak mempuunyai anak, maka Raden
Kamandaka akhirnya dijadikan anak angkat Patih Reksonoto merasa sangat bangga
dan senang hatinya mempunyai Putra Angkat Raden Kamandaka yang gagah perkasa
dan tampan, maka Patih Reksonoto sangat mencintainya.
Adapun yang memerintahkan
Kadipaten Pasir Luhur adalah “Adi Pati Kanandoho”.Beliau mempunyai beberapa
orang Putri dan sudah bersuami kecuali yang paling bungsu yaitu Dewi Ciptoroso
yang belum bersuami.Dewi Ciptoroso inilah seorang putri yang mempunyai wajah
mirip Ibu raden Kamandaka, dan Putri inilah yng sedang dicari oeh Raden
Kamandaka. Suatu kebiasaan dari Kadipaten Pasir Luhur bahwa setiap tahun
mengadakan upacara menangkap ikan di kali Logawa.Pada upacara ini semua
keluarga Kadipaten Pasir Luhur beserta para pembesar dan pejabatan pemerintah turut
menangkap ikan di kali Logawa.
Pada waktu Patih Reksonoto
pergi mengikuti upacara menangkap ikan di kali Logawa, tanpa diketahuinya Raden
Kamandaka secara diam-diam telah mengikutinya dari belakang.Pada kesempatan
inilah Raden Kamandaka dapat bertemu dengan Dewi Ciptoroso dan mereka berdua
saling jatuh cinta. Atas permintaan dari Dewi Ciptoroso agar Raden Kamandaka
pada malam harinya untuk dating menjumpai Dewi Ciptoroso di taman Kaputren
Kadipaten Pasir Luhur tempat Dewi Ciptoroso berada. Benarlah pada malam harinya
Raden Kamandaka dengan diam-diam tanpa ijin patih Resonoto, ia pun pergi
menjumpai Dewi Ciptoroso yang sudah rindu menanti kedatangan Raden Kamandaka.
Namun keberadaan Raden
Kamandaka di Taman Kaputren Bersama Dewi Ciptoroso tidak berlangsung lama.
Karena tiba-tiba prajurit pengawal Kaputren mengetahui bahwa di dalam taman ada
pencuri yang masuk. Hal ini kemu kemudian dilaporkan oleh Adipatih Kandandoho. Menanggapi
laporan ini, maka Adipatih sangat marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menangkap
peencuri tersebut.Karena kesaktian dan ilmu ketangkasan yang dimiliki oleh
Raden Kamandaka, maka Raden Kamandaka dapat meloloskan diri dari kepungan
prajurit Pasir Luhur. Sebelum Raden Kamandaka lolos dari Taman Kaputren, ia
sempat mengatakan identitasnya. Bahwa ia bernama Raden Kamandaka putra dari
Patih Reksonoto.
Hal ini didengar olehh
prajurit, dan melaporkan kepada Adipatih Kandandoho.Mendengar hal ini maka
Patih Reksonoto pun dipanggil dan harus menyerahkan putra nya.Perintah ini
dilaksanakan oleh Patih Reksonoto, walaupun dalam hatinya sangatlah
berat.Sehimgga dengan siasat dari Patih Reksonoto, maka Raden Kamandaka dapat
lari dan selamat dari pengejaran para prajurit.
Raden Kamandaka terjun
masuk kedalam sungai dan menyelam mengikuti arus air sungai. Oleh Patih
Reksonoto dan para prajurit yang mengejar, dilaporkan bahwa Raden Kamandaka
dikatakan sudah mati didalam sugai.Mendengar berita ini Adipatih Kandandoho
merasa lega dan puas.Nmun sebaliknya Dewi Ciptoroso yang setelah mendengar
berita itu sangatlah muram dan sedih.
Sepanjang Raden Kamandaka
menyelam mengikuti arus sungai bertemulah dengan seorang yang memancing di
sungai.Orang tersebut bernama Rekajaya, Raden Kamandaka dan Rekajaya kemudian
berteman baik dan menetap di desa Panagih.Di desa ini Raden Kamandaka diangkat
anak oleh Mbok Kektosuro, seorang janda miskin di desa tersebbut.
Raden Kamandaka menjadi
penggemar adu ayam.Kebetulan Mbok Reksonoto mempunyai ayam jago yang bernama
“Mercu”.Pada setiap penyabungan ayam Raden Kamandaka selalu menang dalam
pertandingan, maka Raden Kamandaka menjadi sangat terkenal sebagai botoh ayam. Hal
ini tersiar sampai kerajaan Pasir Luhur, mendengar hal ini Adipatih Kandadoho
menjadi marah dan murka.Beliau memerintahkan prajuritnya untuk menagkap hidup atau
mati Raden Kamandaka. Pada saat itu tiba-tiba datanglah seorang pemuda tampan
mengaku dirinya bernama “Silihwarni” yang akan mengabdikan diri kepada Pasir
Luhur, maka ia permohonannya diterima, tetapi asalkan ia harus dapat membunuh
Raden Kamandaka. Untuk membuktikannya ia harus membawa darah dan hati Raden
Kamandaka.Sebenarnya Silihwarni adalah nama samaran. Nama itu sebenarnya adalah
Banyak Ngampar Putra dari kerajaan Pajajaran, yaitu adik kandung dari Raden
Kamandaka.Ia oleh ayahnya Prabu Siliwangi ditugaskan untuk mencari saudara
kandungnya yang pergi sudah lama belum kembali. Untuk mengatasi gangguan dalam
perjalanan, ia dibekali pusaka keris Kujang Pamungkas sebagai senjatanya. Dan
dia juga menyamar dengan nama Silihwarni, dan berpakaian seperti rakyat biasa.
Karena ia mendengar berita
bahwa kakak kandungnya berada di Kadipaten Pasir Luhur, maka ia pun pergi
kesana. Setelah Silihwarni menerima perintah dari Adipatih, pergilah ia dengan
diikuti beberapa prajurit dan anjing pelacak menuju desa Karang Luas, tempat
penyabungan ayam. Di tempat inilah mereka bertemu.Namun keduanya sudah tidak
mengenal lagi.Silihwari berpakaian seperti raknyat biasa sedangkan Raden
Kamandaka berpakaian sebagai botoh ayam, dan wajahnya pucat karena menahan
kernduan kepada kekasihnya.
Terjadilah persabungan ayan
Raden Kamandaka dan Silihwarni, dengan tanpa disadari oleh raden kamandaka
tiba-tiba Silihwarni menikam pinggang Raden Kamandaka dengan keris Kujang
Pamungkasnya. Karena luka goresan keris itu tersebut darahpun keluar dengan
deras. Namun karena ketangkasan Raden Kamandaka, ia pun dapat lolos dari bahaya
tersebut dan tempat ia dapat lolos itu dinamakan desa Brobosan, yang berarti ia
dapat lolos dari bahaya.
Karena lukanya semakin
deras mengeluarkan darah, maka ia pun istirahat sebentar disuatu tempat, maka
tempat itu dinamakan Bancran. Larinya Raden Kamandaka terus dikejar oleh
Silihwarni dan prajurit. Pada suatu tempat Raden Kamandaka dapat menangkap
anjing pelacaknya dan kemudian tempat itu diberinya nama desa Karang Anjing.
Raden Kamandaka terus lari
kearah timur dan sampailah pada jalan buntu dan tempat ini ia memberi nama Desa
Buntu. Pada akhirnya Raden Kamandaka sampailah di sebuah Goa.Didalam Goa ini ia
beristirahat dan bersembunyi dari kejaraan Silihwarni. Silihwarni yang terus
mengejar setelah sampai goa ia kehilangan jejak. Kemudian Silihwarnipun dari
mulut goa tersebut berseru menantang Raden Kamandaka. Setelah mendengar
tantagan Silihwarni, Raden Kamandaka pun menjawab ia mengatakan identitasnya,
bahwa ia adalah putra dari kerajaan Pajajaran namanya Banyak Cotro.
Setelah itu Silihwarnipun
mengatakan identitasnya bahwa ia juga putra dari Kerajaan Pajajaran, bernama
Banyak Ngampar. Demikian kata-kata yang pengakuan antara Raden Kamandaka dan
Silihwarni bahwa mereka adalah putra pajajaran, maka orang yang mendengar
merupakan nama versi ke-2, untuk Goa Jatijajar tersebut. Kemudian mereka berdua
berpeluka dan saling memaafkan.
Namun karena Silihwarni
harus membawa bukti hati dan darah Raden Kamandaka, maka akhirnya anjing
pelacaknya yang dipotong diambil darah dan hatinya.Dikatakan bahwa itu adalah
hati dan darah Raden Kamandaka yang telah dibunuhnya.
Raden Kamandaka kemudian
bertapa di dalam goa dan mendapat petunjuk, bahwa niatnya untuk mempersunting
Dewi Ciptoroso akan tercapai kalau ia sudah mendapat pakaian “Lutung” dan ia
disuruh supaya mendekat ke Kadipaten Pasir Luhur, yaitu supaya menetap di hutan
Batur Agung, sebelah Barat Daya dari batu Raden.
Suatu kegemaran dari
Adipatih Pasir Luhur adalah berburu.Pada suatu hari Adipatih dan semua
keluarganya berburu, tiba-tiba bertemulah dengan seekor lutung yang sangat
besar dan jinak.Yang akhirnya di tangkaplah lutung tersebut hidup-hidup.
Sewaktu akan dibawa pulang,
tiba-tiba Rekajaya datang mengaku bahwa itu adalah lutung peliharaannya, dan
mengatakan beredia membantu merawatnya jika lutung itu akan dipelihara di
Kadipaten. Dan permohonan itu pun dikabulkan.
Setelah sampai di kadipaten
para putri berebut ingin memelihara lutung tersebut.Selama di Kadipaten lutung
tersebut tidak mau dikasih makan. Oleh sebab itu akhirnya oleh Adipatih lutung
tersebut disayembarakan yaitu jika ada salah seorang dari putrinya dapat
memberi makan dan diterima oleh lutung tersebut maka ia lah yang akan
memelihara lutung tersebut.
Ternyata makanan yang
diterima oleh lutung tersebut hanyalah makanan dari Dewi Ciporoso, maka “Lutung
Kasarung” itu menjadi peliharaan Dewi Ciptoroso.Pada malam hari lutung tersebut
berubah wujud menjadi Raden Kamandaka.Sehingga hanya Dewi Ciptoroso yang tahu
tentang hal tersebut. Pada siang hari ia berubah menjadi lutung lagi. Maka
keadaan Dewi kini menjadi sangat gembira dan bahagia, yang selalu ditemani
lutung kasarung.
Alkisah pada suatu hari
raden dari Nusa Kambangan Prabu Pule Bahas menyuruh Patihnya untuk meminang
Putri Bungsu Kadipaten Pasir Luhur Dewi Ciptoroso dan mengancam apabila
pinangannya ditolak ia akan menghancurkan Kadipaten Pasir Luhur.
Atas saran dan permintaan
dari Lutung Kasarung pinangan Raja Pule Bahas agar supaya diterima saja.Namun
ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh raja Pule Bahas.Salah satunya
ialah dalam pertemuan pengantin nanti Lutung Kasarung harus turut mendampingi
Dewi Ciporoso.
Pada waktu pertemuan
pengantin berlangsung, Raja Pule Bahas selalu diganggu oleh Lutung Kasarung yang
selalu mendampingi Dewi Ciptoroso.Oleh sebab itu Raja Pule Bahas marah dan
memukul Lutung Kasarung.Namun Lutung Kasarung telah siap berkelahi melawan Raja
Pule Bahas.
Pertarungan Raja Pule Bahas
dengan Lutung Kasarung terjadi sangat seru.Namun karena kesaktian dari Luung
Kasarung, akhirnya Raja Pule Bahas gugur dicekik dan digigit oleh Lutung
Kasarung.
Tatkala Raja Pule Bahas
gugur maka Lutung Kasarung pun langsung menjelma menjadi Raden Kamandaka, dan
langsung mengenkan pakaian kebesaran Kerajaan Pajajaran dan mengaku namanya
Banyak Cotro. Kini Adipatih Pasir Luhur pun mengetahui hal yang sebenarnya
adalah Raden Kamandaka dan Raden Kamandaka adalah Banyak Cotro dan Banyak Cotro
adalah Lutung Kasarung putra mahkota dari kerajaan Pajajaran. Dan akhirnya ia
dikawinkan dengan Dewi Ciptoroso.
Namun karena Raden
Kamandaka sudah cacat pada waktu adu ayam dengan Silihwarni kena keris Kujang
Pamungkas maka Raden Kamandaka tidak dapat menggantikan menjadi raja di
Pajajaran.
Karena tradisi kerajaan
Pajajaran, bahwa putra mahkota yang akan menggantikan menjadi raja tidak boleh
cacat karena pusaka Kujang Pamungkas. Sehingga setelah ia dinikahkan dengan
Dewi Ciptoroso, Raden Kamandaka hanya dapat menjadi Adipatih di Pasir Luhur
Menggantikan mertuanya. Sedangkan yang menjadi Raja di Pajajaran adalah Banyak
Blabur.
0 Komentar untuk "Kethoprak Siswo Budoyo"