A. CANGKRIMAN PEPINDHAN
- Abang-abang dudu kidang, pesegi dudu pipisan (merah bukan kijang, pesegi bukan alat penggiling jamu). Jawaban: batu bata
- Ana titah duwe gulu tanpa sirah, suwe silit nanging ora tau bebuwang (Ada makhluk punya leher tanpa kepala, punya anus tetapi tidak pernah buang air besar): Jawab: botol
- Bapak Demang klambi abang yen disuduk manthuk-manthuk (Bapak Demang berbaju merah kalau ditusuk mengangguk-angguk): Jawab: Bunga (jantung) pisang
- Bocah cilik blusak blusuk nang kebon (Anak kecil menyelinap di kebun). Jawab: Jarum
- Bocah cilik nggendong omah (Anak kecil menggendong rumah): Jawaban: Siput
- Dicakot bongkote sing kalong pucuke (Digigit pangkalnya yang berkurang ujungnya). Jawab: rokok
- Dijupuki malah dadi mundhak gedhe (Diambil terus malah jadi semakin besar). Jawab: Orang menggali lubang.
- Duwe rambut ora duwe endhas (Punya rambut tidak punya kepala) Jawab: Jagung
- Dikethok malah tambah dhuwur (Dipotong malah bertambah tinggi). Jawab: Celana panjang
- Emboke diidak idak anake dielus-elus (Ibunya diinjak-injak anaknya dibelai-belai): jawab tangga bambu
- Emboke wuda anake tapihan (Ibunya telanjang anaknya pakai kain). Jawab: Pohon bambu dan anaknya (rebung)
- Ing ngisor kedhung ing ndhuwur payung (di bawah danau di atas payung): Jawab: Orang menanak nasi pakai dandang. Ini ceritera jaman dandang belum digeser rice cooker. Anak sekarang mungkin sulit membayangkan.
- Kayu mati ginubed ula mati (Kayu mati dililit ular mati). Jawab: Gangsingan, gasing, yang dililit tali dulu kemudian dilempar.
- Kebo bule dicancang merang (Kerbau putih diikat merang). Merang = Batang padi. Jawab: Buntil (Makanan daerah Jawa. Terbungkus daun talas, didalamnya berisi parutan kelapa, ikan teri dan lain-lain. Paling luar supaya tidak lepas, diikat merang). Mengapa perumpamaannya mengambil binatang kerbau? Mungkin karena buntil itu gemuk seperti kerbau
- Ora mudhun-mudhun yen ora nggawa mrica sak kanthong (Tidak turun kalau tidak membawa mrica sekantung). Jawab: Buah papaya (Biji papaya diibaratkan mrica sekantung)
- Rasane padha karo jenenge (Rasanya sama dengan namanya). Jawab: Sepet (sabut kelapa).
- Sawah rong kedhok galengane mung sitok (Sawah dua petak galengannya hanya satu). Jawab: daun pisang (tulang daunnya adalah galengan)
- Tibane ngisor digoleki ndhuwur (Jatuhnya ke bawah dicari ke atas): Jawab: genteng bocor. Bisa juga dijawab dengan orang kentut
- Wit Adhikih woh adhakah; Wit adhakah woh adhikih (Pohonnya kecil buahnya besar; Pohonnya besar buahnya kecil). Jawab: Buah semangka dan buah beringin
- Wujude kaya kebo, ulese kaya kebo, lakune kaya kebo, nanging dudu kebo (Bentuknya seperti kerbau, warnanya seperti kerbau, jalannya seperti kerbau tetapi bukan kerbau). Jawab: Gudel (anak kerbau).
- Yen mlaku sikile lore, yen mandheg sikile sepuluh (bila berjalan kakinya dua bila berhenti kakinya sepuluh). Jawab: Orang jualan sate atau lainnya yang dipikul dengan wadah jualan muka dan belakang kakinya masing-masing empat. Bisa dimodifikasi menjadi “yen mandheg sikile patbelas” (empatbelas). Kalau penjualnya bawa dingklik kaki empat. Kalau kaki tiga ya tigabelas.
B. CANGKRIMAN WANCAHAN
Mohon diperhatikan bahwa
akronim Jawa selalu menggunakan satu atau dua suku kata terakhir. Hal ini
sekaligus “clue” petunjuk cangkriman wancahan Jawa. Untuk menjawabnya, kita
berpegang hanya dengan suku kata terakhir saja. Apa yang disingkat adalah
keadaan sehari-hari yang akrab dengan lingkungan kita (pada masa itu, tentunya)
- Burnas kopen: Bubur panas kokopen (Dikokop: makan dengan mulut langsung menempel di bibir mangkuk)
- Buta buri: Tebu ditata mlebu lori (Tebu ditata masuk lori)
- Gerbong tulis: Pager kobong watune mendhelis (Pagar terbakar batunya timbul)
- Gowang pelot: Jagone ana lawang cempene mencolot (Ayan jagonya ada di pintu, anak kambingnya melompat
- Itik pertis ibu perbeng ijah perlong: Tai pitik memper petis, tai kebo memper ambeng, tai gajah memper golong. (Tai ayam seperti petis, tai kerbau seperti ambeng dan tai gajah seperti golong).
- Kablak ketan: (membacanya “koblok ketan). Nangka tiba ning suketan (Nangka jatuh di rerumputan)
- Kicak ketan: Kaki macak iket-iketan (kakek-kakek berhias pakai destar)
- Langdikum ditasbir: Lulang dikum dientas njebibir (Kulit direndam, setelah basah, diangkat akan mengembang)
- Ling cik tu tu ling ling yu: maling mancik watu, watu nggoling maling mlayu (Maling naik batu, batu terguling maling lari)
- Manuk biru: Pamane punuk bibine kuru (Pamannya gemuk bibinya kurus)
- Nituk lersure: Nini ngantuk diseler susure (nenek-nenek ngantuk dicuri susurnya). Susur: Gumpalan tembakau yang dulu banyak diisap wanita, kebanyakan sudah setengah umur.
- Pak boletus: Tapak kebo ana lelene satus (Telapak kerbau ada lelenya seratus)
- Pak bomba pak lawa pak piut: Tapak kebo amba, tapak ula dawa, tapak sapi ciut (Jejak kerbau lebar, jejak ular panjang dan jejak sapi sempit)
- Pindhang kileng: sapi ning kandhang kaki mentheleng: sapi di kandhang kakek mendelik matanya
- Pindhang kutut: sapi mblandhang lukune katut (Sapi ngabur walukunya terbawa)
- Pothel kidi: Tompo cemanthel kaki wedi (Kukusan tergantung kaki takut). Catatan: Yang dimaksud dengan "kaki" adalah kakek (kaki-kaki: orang tua)
- Rangsinyu muksitu: Jurang isi banyu gumuk isi watu (Jurang berisi air bukit berisi batu)
- Segara beldhes: Segane pera sambele pedhes (Nasinya kering sambalnya pedas)
- Suru bregitu: Asu turu dibregi watu (Anjing tidur ditimpa batu). NB. Adegan ini jangan ditiru
- Surles penen: Susur teles pepenen (Susur basah jemurlah). Susur: gumpalan tembakau yang diisap wanita. Termasuk bisa diisap ulang. Kalau sudah basah, dijemur, nanti kering diisap ulang
- Tuwan sinyo: Untu kedawan gusi menyonyo (Gigi terlalu panjang gusi menonjol)
- Tuwok rawan: Untune krowok larane ora karuwan (Giginya berlubang sakitnya tidak karuan)
- Wit tho yung: Yen dijiwit athi biyung (Bila dicubit aduh emak)
- Wiwawite lesbadhonge: Uwi dawa wite tales amba godhonge (Uwi panjang pohonnya, talas lebar daunnya). Uwi: sejenis tanaman ubi yang menjalar.
- Wiwawite lesbadhonge jatos lempuk: Sama di atas ditambah jati atos (keras) dan pelem (Imangga) empuk
- Wiwawite lesbadhonge karwapake: Sama di atas ditambah Cikar dawa tipake (Gerobak panjang jejaknya)
- Yu mahe rong, lut mahe ndhut: Yuyu omahe ngerong, welut omahe lendhut (Ketam rumahnya di lubang, belut rumahnya di lumpur)
C. CANGKRIMAN TEMBANG
Umumnya adalah tembang Pucung. Beberapa tembang yang sempat
saya kumpulkan adalah:
- Tembang Asmaradhana:
Wonten ta dhapur sawiji; Tanpa sirah tanpa tenggak; Mung gatraning weteng
- bae; Miwah suku kalihira;
Nging tanpa dlamakan; Kanthaning bokong kadulu; Rumaket ing para
priya
- (Adalah suatu wujud; Tanpa
kepala tanpa leher; Hanya berbentuk perut saja; Dan kaki keduanya;
Tetapi
- tanpa telapak kaki;
Bentuknya bokong dapat dilihat; Akrab pada para pria). Jawabnya: Celana.
Catatan:
- Pada masa itu belum banyak
wanita yang memakai celana luar. Sehingga keterangan terakhirnya “
- Rumaket ing para priya”
- Tembang Kinanthi: Wonten
putri luwih ayu; Tan ana ingkang tumandhing; Sariranira sang retna; Owah-
- owah saben ari; Yen rina
kucem kang cahya; mung ratri mancur nelahi (Ada putri amat cantik; tidak
ada
- yang menandingi; badan
sang dewi; Berubah setiap hari; Kalau siang suram cahayanya; Hanya
pada
- malam hari bersinar
cahayanya). Jawaban: Rembulan
- Tembang Pangkur: (Yang ini
cangkriman blenderan berbentuk tembang) Badhenen cangkriman ingwang;
- Tulung-tulung ana gedhang
awoh gori; Ana pitik ndhase telu; Gandhenana endhase; Kyai Dhalang
yen
- mati sapa sing mikul; Ana
buta nunggang grobag; Selawe sunguting gangsir. Jawaban: a. Gedhang
awoh
- gori maksudnya gedhang
awoh ditegori, pisang berbuah ditebangi; b. Pitik ndhase telu maksudnya
pitik
- ndhase dibuntel wulu, ayam
kepalanya dibungkus bulu; c. Ki Dhalang maksudnya kadhal dan walang,
atau
- belalang. Jadi kalau mati
ya tidak ada yang memikul; d. Ana buta nunggang grobag, maksudnya
tebu
- ditata, tebu setelah ditata
dimasukkan gerobak, kalau sekarang masuk truk; Selawe sunguting
gangsir,
- maksudnya selawe adalah
sak lawe, sebesar lawe atau benang tenun.
- Tembang Pucung: Bapak
pucung cangkemu marep mandhuwur; Sabane ing sendhang; pencokane
- lambung kering; Prapteng
wisma si pucung mutah kuwaya (Bapak pucung mulutmu menghadap ke
atas;
- Perginya ke mata air;
Hinggapnya di pinggang kiri; Sampai rumah si pucung memuntahkan air).
Jawab:
- Klenthing tempat air
- Tembang Pucung: Bapak pucung
dudu watu dudu gunung; Sangkamu ing sabrang; Ngon ingone sang
- Bupati; Yen lumampah si
pucung lembehan grana (Bapak pucung bukan batu bukan gunung; Asalmu
dari
- tanah seberang; Piaraan
sang Bupati; Kalau berjalan si pucung berlenggang hidung). Jawab: gajah
- Tembang Pucung: Bapak
pucung renten-renteng kaya kalung; Dawa kaya ula; Pencokanmu wesi miring;
- Sing disaba si pucung mung
turut kutha (Bapak pucung berangkai seperti kalung; Panjang laksana
ular;
- Tempat bertenggermu besi
miring; Yang didatangi si pucung dari kota ke kota). Jawab: kereta api
- Tembang Pucung: Namung
tutuk; Lan netra kalih kadulu; Yen pinet kang karya; Sinuduk netrane
kalih;
- Yeku saratira bangkit
ngemah-ngemah (Hanya mulut; Dan mata dua terlihat; Bila diminta
kinerjanya;
- ditusukkan matanya yang
dua; Itulah syarat dia mengunyah). Jawabannya: Gunting
D. CANGKRIMAN BLENDERAN
- Biru bisane dadi wungu
dikapakake? (Biru supaya bisa menjadi ungu diapakan). Jawab: Digebuk
- (Campuran cangkriman
wancahan dan blenderan. Biru: Babi turu/tidur dan wungu: dalam bahasa
Jawa
- berarti warna ungu atau
bangun dari tidur)
- Enak endi daging kucing
karo daging pitik? (Enak mana daging kucing dan daging ayam? Jawab: Kalau
- menjawab enak daging ayam
berarti pernah makan daging kucing. Modifikasi cangkriman ini
banyak.
- Misal daging sapi, daging
tikus dan lain lain).
- Gajah ngidak endhog ora
pecah (Gajah menginjak telur tidak pecah). Jawab: Yang tidak pecah
gajahnya.
- Gajah numpak becak ketok
apane? (Gajah naik becak kelihatan apanya?) Jawab Ketok ndobose
- (kelihatan membualnya)
- Suru supaya bisa mlayu
dikapakake? (Suru: daun pisang yang dilipat dua kemudian dijadikan
semacam
- sendok untuk makan nasi
atau bubur. Suru disini adalah akronim dari asu turu atau anjing tidur.
Mlayu
- adalah lari. Jadi
merupakan campuran cangkriman wancahan dan blenderan. Jawab: Digebuk
- Wong dodol tempe ditaleni
(Orang jual tempe diikat). Jawab: Yang diikat bukan orangnya tetapi
- tempenya (Orang jual tempe
di pasar tradisional. Tempe dibungkus daun jati atau daun pisang
kemudian
- diikat pakai tali bambu
atau lainnya)
- Wong dodol klapa dikepruki
(Orang jual kelapa dipukuli kepalanya). Jawab: Yang dikepruk bukan
- orangnya tetapi kelapanya
(Orang jual kelapa di pasar tradisional).
- Wong mati ditunggoni wong
mesam-mesem (Orang mati ditungguin orang tersenyum-senyum). Jawab:
- Yang senyum bukan yang
meninggal tetapi yang menunggui)
Tag :
cangkriman
34 Komentar untuk "Tuladhane Cangkriman"
Lucu kali
Makasih atas bantuanya
SISOI
Terimakasih atas bantuannya
Makasih ya kak
i think is the study of everything kind of you know, everything can be awsome
to my life i never seen anything provided by ten just 9 or 8
😂😂😂😂😂😂😄😃☺️🙂
Maria nguyu😁
Lucu matamu
Bacod
Jancokkkkkkkk
Makasih
Wow
Matur nuwun
Iya betul lucu
Pancene basa jawa iku angel...
Mula kudu disinaoni
Supaya wong jawa ora ilang jawane
Matur nuwun.
Y bahasa inggris,jawi bahasa indonesia
Nomer 1 batangannya apa
budaya jawa... asek
Lucu sekali ��
Wkkwk
Apa cangriman lawang
🤣 🤣 🤣 🤣
Hahahahah masok dek!
ini sangat membantu
tapi yang saya cari blom tepat.
tingkatkan
Komentar ini telah dihapus oleh penulis
Makasih
Tolol kali salah semua anjg
Lu yang tolol kali
Maksih. UwU. ^_^^.^:)
DIEM ANJENG😒